Tahura Sultan Adam: Surga di Atas Awan Banjarbaru yang Mempesona

Seorang wisatawan sedang menikmati indahnya pemandangan dari atas bukit di Tahura Sultan Adam Banjarbaru, Selasa (21/10/2025).

BANJARBARU— Kabut tipis yang menyelimuti puncak Pegunungan Meratus seolah menjadi tirai alami yang menyingkap keindahan luar biasa Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam di Banjarbaru. Dari ketinggian, hamparan awan putih bergulung seperti lautan, membuat pengunjung merasa seolah berada di negeri di atas awan.

Berdasarkan informmasi dari website resmi Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, Destinasi wisata konservasi ini diresmikan oleh Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, H. Hasnuryadi Sulaiman, beberapa waktu lalu. Hasnuryadi menyebut peresmian Tahura Sultan Adam Site of Kalsel Park – Mandiangin sebagai tonggak baru dalam pengembangan wisata berwawasan lingkungan di Kalimantan Selatan.

“Peresmian ini adalah langkah awal menjadikan Kalimantan Selatan sebagai destinasi wisata nasional. Kalsel Park akan memperkuat daya tarik Tahura Sultan Adam yang sudah dikenal melalui keindahan Bukit Batu dan Bendungan Riam Kanan,” ujar Hasnuryadi saat peresmian.

Kawasan konservasi yang kini dikelola dengan konsep modern dan ramah lingkungan ini memiliki beragam fasilitas seperti glamping area, bobo cabin, camping ground, kafe bernuansa alam, amphitheater seni budaya, serta Villa Paralayang dan Café Forester yang baru saja dibuka. Semuanya berpadu dalam suasana sejuk dan alami khas Meratus.

Pantauan kontributor MMC Barito Timur, Selasa (21/10) pagi, pemandangan dari puncak Tahura benar-benar menakjubkan. Dari sana, pengunjung dapat melihat hamparan awan yang seolah bisa disentuh dengan tangan. Alamnya bersih, asri, dan masih alami. Pengelola juga menyediakan tempat sampah serta memasang larangan tegas untuk tidak mengambil hasil hutan, menjaga keutuhan ekosistem Tahura.

Bagi sebagian orang, Tahura bukan sekadar tempat wisata, tetapi juga sumber kehidupan. Salah satunya Asani, atau akrab disapa Julak, warga Martapura yang sehari-hari bekerja sebagai fotografer di kawasan tersebut.

“Saya sudah satu tahun jadi fotografer di sini. Hasilnya lumayan, bisa untuk menghidupi anak dan istri,” ujar Julak yang mematok harga Rp5000 untuk setiap foto hasil jepretannya.

Setiap hari Julak mulai bekerja sejak pukul 06.00 hingga 10.00 WITA, mengabadikan momen indah pengunjung di tengah kabut dan sinar mentari pagi yang menembus pepohonan. “Kalau Sabtu dan Minggu ramai sekali, bahkan jalan ke Tahura bisa macet. Hari biasa tetap ada pengunjung, tapi tidak seramai akhir pekan,” tambahnya.

Keindahan Tahura juga memikat pengunjung dari berbagai daerah. Limer, warga Tamiang Layang, mengaku takjub melihat panorama alam yang begitu memesona.

“Pemandangannya luar biasa. Tapi akan lebih menarik kalau ada kereta gantung seperti di Tiongkok, supaya pengunjung bisa menikmati pemandangan dari atas,” sarannya.

Dengan perpaduan alam pegunungan, udara sejuk, dan pengelolaan yang baik, Tahura Sultan Adam kini benar-benar menjadi permata wisata Kalimantan Selatan tempat di mana keindahan, konservasi, dan kehidupan berpadu dalam harmoni.(cak)

 4,418 total,  14 kali dibaca hari ini

Warta Terkait

Leave a Comment

three × four =